Berbagi Pemahaman Budaya Positif di Sekolah

Berbagi Pemahaman Budaya Positif Di Sekolah

Konsep pendidikan menurut filosofi pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara diantaranya adalah Pendidikan menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman, Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh sesuai kodratnya, Pendidikan yang dilakukan guru dengan menghamba kepada siswa, Pendidikan merupakan tuntunan kepada anak untuk memperoleh bekal ilmu dan kebahagiaan, Menuntun perubahan karakter anak ke arah yang lebih baik serta Membentuk perilaku anak dengan pembiasaan positif.

berdasarkan hal tersebut Sebuah sekolah di harapkan mampu mengimplementasikan budaya positif dilingkungan Sekolah.  Budaya Positif merupakan Nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. 

Budaya Positif juga dapat dilakukan dengan cara melakukan hal-hal yang bersifat positif, berpikiran positif, berhati positif dan bersikap positif. Mengembangkan budaya positif di sekolah haruslah dilakukan dengan penuh kesungguhan dengan hal yang terlihat sederhana namun terkadang sulit dilakukan dan ini harus terus dilakukan secara terus menerus  dan guru sebagai contoh. 

berdasarkan hal tersebut, seorang guru menjadi seorang yang memiliki kontrol dalam membangun budaya positif sekolah. 

Kelima posisi kontrol yang umum terjadi tersebut adalah; Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan ManajeL Dan berikut ini uraian 5 Posisi kontrol dalam menerapkan disiplin di sekolah.

1. Penghukum

Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.

2. Pembuat Merasa Bersalah

Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

3. Teman

Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.

4. Pemantau

Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggungjawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi.

5. Manajer

Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan.

Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri.

Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang Iain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.

Dengan menposisikan diri dengan tepat guru mampu menbudayakan budaya positif yang ada disekolah dengan hasil yang maksimal. sehingga seorang guru mampu memenuhi kebutuhan dasar seorang murid.

 

 

Anarisa, S.Si., M.Pd.

CGP Angkatan 11 Kabupaten Gresik